Jaringan Dasar – Materi & Contoh

Materi: perangkat & rakit komputer, instalasi Windows 7/10, IP & subnetting, topologi jaringan (Packet Tracer), WLAN

Pengenalan Perangkat & Rakit Komputer

Contoh praktik
  • Identifikasi komponen: motherboard, CPU, RAM, storage, PSU, casing.
  • Rakit PC: pasang CPU dan cooler, pasang RAM, pasang storage, koneksi PSU dan panel.
  • Masuk BIOS/UEFI: cek suhu, deteksi storage, set boot order.
Langkah ringkas
  • Siapkan meja kerja, gelang ESD, obeng, pasta termal.
  • Pasang CPU sesuai tanda segitiga, kunci soket, oles pasta, pasang heatsink.
  • Pasang RAM di slot berpasangan, tekan hingga pengunci klik.
  • Pasang SSD/HDD, hubungkan kabel SATA/NVMe, jalur daya dari PSU.
  • Power on, masuk BIOS, set jam, boot dari USB installer.
Step-by-step
  1. Siapkan meja kerja aman, mat antistatik, gelang ESD, obeng.
  2. Pasang CPU ke soket sesuai tanda, kunci pengunci.
  3. Oles pasta termal tipis, pasang dan kencangkan heatsink/fan.
  4. Pasang RAM di slot yang direkomendasikan (dual‑channel).
  5. Pasang storage (SSD NVMe/SATA) dan kencangkan baut.
  6. Hubungkan kabel PSU (ATX 24‑pin, EPS 8‑pin) dan kabel front panel.
  7. Rapikan kabel untuk airflow, periksa koneksi semua komponen.
  8. Nyalakan sistem, masuk BIOS/UEFI, cek suhu dan deteksi perangkat.
  9. Set boot order ke USB installer untuk lanjut ke instalasi OS.
  10. Simpan konfigurasi, matikan dan tutup casing jika sudah stabil.
Penjelasan materi
  • Kompatibilitas soket CPU (LGA/AMx), dukungan chipset, dan versi BIOS.
  • RAM dual‑channel; pasang di slot yang disarankan untuk bandwidth optimal.
  • SSD NVMe vs SATA: beda antarmuka, performa, dan suhu operasi.
  • Manajemen kabel & airflow: intake/exhaust, tekanan positif/negatif pada casing.
  • Uji pasca‑rakit: memori (MemTest), storage (SMART), stres ringan (OCCT).
Teori singkat
  • CPU memproses instruksi; RAM menyimpan data sementara berkecepatan tinggi; storage (SSD/HDD) menyimpan permanen.
  • Motherboard menyediakan jalur data dan daya: form factor ATX/microATX/mini‑ITX, chipset, VRM, slot ekspansi.
  • PSU mengubah AC ke DC: perhatikan rating watt dan sertifikasi 80 Plus; konektor utama: ATX 24‑pin, EPS 8‑pin.
  • BIOS/UEFI adalah firmware yang menginisialisasi perangkat: atur boot order, mode SATA/NVMe (AHCI), XMP/EXPO RAM, kurva kipas.
  • ESD: muatan statis dapat merusak IC, gunakan gelang ESD dan pegang PCB pada sisi tepi.
Motherboard PC
Gambar: PC motherboard © Punchinello, lisensi CC BY-SA 3.0, sumber di Commons
Socket LGA775
Socket LGA775 © Julianprescott, CC BY-SA 4.0, sumber di Commons
Video rakit PC
Komponen & Fungsi
Motherboard
Motherboard, Commons
  • Menghubungkan semua komponen (slot RAM, PCIe, storage, I/O).
  • Chipset dan VRM mengatur jalur data dan suplai daya.
  • Menentukan kompatibilitas (form factor, soket, generasi).
CPU/Soket
CPU/Soket, Commons
  • CPU mengeksekusi instruksi dan memproses data.
  • Core/thread, cache, dan clocks memengaruhi performa.
  • Membutuhkan pendingin yang tepat untuk stabilitas.
RAM DDR, Commons
  • Memori sementara untuk program aktif dan data kerja.
  • Kapasitas & frekuensi memengaruhi multitasking dan respons.
  • Dual‑channel meningkatkan bandwidth.
HDD/SSD
HDD & SSD, Commons
  • Menyimpan sistem operasi, aplikasi, dan data.
  • SSD lebih cepat; HDD lebih hemat untuk kapasitas besar.
  • Antarmuka SATA vs NVMe (M.2) memengaruhi kecepatan.
PSU ATX
PSU ATX, Commons
  • Mengubah listrik AC ke DC (12V/5V/3.3V) untuk komponen.
  • Rating watt & proteksi (OCP/OVP/OTP) menjaga keselamatan.
  • Konektor ATX 24‑pin, EPS 8‑pin, PCIe, SATA power.
Casing
Casing, Commons
  • Sasis untuk pemasangan komponen dan manajemen kabel.
  • Airflow dan filter debu memengaruhi suhu & kebersihan.
  • Form factor menyesuaikan motherboard/PSU & ruang drive.
Kartu Grafis/GPU
GPU/kartu grafis, Commons
  • Akselerasi grafis 2D/3D dan output ke monitor.
  • VRAM menyimpan tekstur/frame buffer; memengaruhi resolusi.
  • Port video: HDMI/DP/DVI; driver optimalkan performa.
Pendingin CPU
Pendingin CPU, Commons
  • Melepas panas dari CPU/GPU melalui heatsink & kipas.
  • Pasta termal memastikan kontak panas yang baik.
  • Profil kipas memengaruhi kebisingan vs performa.
Diagram Proses Kerja Komponen PC
Motherboard / Bus VRM Chipset/PCH PSU (Power) CPU Memory Controller RAM Storage (SSD/HDD) GPU I/O & Peripherals LAN/WLAN NIC Display/Monitor Power DC Data PCIe x16 Read/Write SATA / NVMe Frame Video Out Input/Output USB / PS2 / Audio Packets RJ‑45 / 802.11
Diagram proses kerja komponen PC: aliran daya, data, dan output
Diagram Boot Process (POST → BIOS/UEFI → Bootloader → OS)
PSU Power Good POST Hardware Check BIOS / UEFI Boot Order, Init Bootloader MBR/GPT, EFI OS Kernel Drivers, Schedulers Init / Services System & User Login / Shell GUI/CLI PWR_OK Init Boot Load Kernel Services User Session
Urutan boot: PSU → POST → BIOS/UEFI → Bootloader → Kernel → Services → Login

Ringkasan Teori per Langkah

Perangkat & Rakit Komputer
  • CPU mengeksekusi instruksi; RAM adalah memori sementara berkecepatan tinggi; storage menyimpan data permanen.
  • Motherboard: form factor (ATX/mATX/ITX), chipset, VRM, slot ekspansi menentukan kompatibilitas.
  • PSU: rating watt dan efisiensi (80 Plus), rail 12V; konektor ATX 24‑pin dan EPS 8‑pin.
  • BIOS/UEFI: firmware untuk inisialisasi perangkat; pengaturan boot order, AHCI/NVMe, XMP/EXPO, fan curve.
  • Keselamatan ESD: kurangi muatan statis, gunakan gelang ESD, pegang tepi PCB.
Instalasi Windows & Aplikasi
  • MBR (legacy) vs GPT (modern): GPT mendukung partisi lebih banyak dan UEFI.
  • UEFI vs BIOS: UEFI mendukung Secure Boot, umumnya dipasangkan dengan GPT.
  • Driver: jembatan komunikasi OS‑hardware; gunakan driver resmi vendor.
  • Windows Update: penting untuk patch keamanan dan stabilitas.
  • Pemulihan: buat restore point sebelum perubahan besar; gunakan Device Manager/Event Viewer untuk diagnosa.
IP Address & Subnetting
  • IPv4 32‑bit; notasi CIDR memakai panjang prefix (mis. /24 = 255.255.255.0).
  • Private ranges: 10/8, 172.16/12, 192.168/16; akses internet via NAT.
  • Host per subnet: 2^(32‑prefix) − 2; network & broadcast tidak dapat ditetapkan ke host.
  • DHCP vs statik; ARP (IP→MAC); DNS (nama→IP, TTL).
  • VLSM: alokasi alamat sesuai kebutuhan dengan subnet berukuran berbeda.
Contoh rumus
Host per /26 = 2^(32-26) - 2 = 62
Mask /26 = 255.255.255.192
Topologi & Packet Tracer
  • OSI: L2 (switching, MAC, VLAN) vs L3 (routing, IP).
  • VLAN 802.1Q: partisi L2; trunk membawa multi‑VLAN, access port satu VLAN.
  • STP mencegah loop L2; routing (RIP/OSPF/EIGRP) memilih jalur di L3.
  • Topologi star umum di LAN; mesh memberi redundansi.
  • Packet Tracer mensimulasikan subset IOS; cek ARP, tabel routing, dan ACL bila ada.
WLAN
  • 802.11b/g/n (2.4 GHz), 802.11ac (5 GHz), 802.11ax/Wi‑Fi 6 (2.4/5 GHz; Wi‑Fi 6E menambah 6 GHz).
  • Lebar kanal 20/40/80/160 MHz: makin lebar makin cepat, namun lebih sensitif interferensi.
  • MIMO/MU‑MIMO, OFDMA, beamforming meningkatkan efisiensi spektrum.
  • Keamanan: WPA2‑AES (PSK) umum; WPA3‑SAE lebih kuat; enterprise dengan 802.1X (EAP) + RADIUS.
  • Perencanaan kanal: 2.4 GHz gunakan 1/6/11; evaluasi SNR/RSSI dan hambatan fisik saat site survey.

Instalasi Windows 7 & Windows 10, Instalasi Aplikasi

Contoh praktik
  • Buat USB bootable (Media Creation Tool untuk Windows 10, atau Rufus).
  • Boot dari USB, pilih bahasa, partisi disk, instal sistem.
  • Instal driver chipset, VGA, LAN/WLAN, jalankan Windows Update.
  • Instal aplikasi produktivitas, browser, PDF reader, utilitas.
Langkah ringkas
  • Unduh Media Creation Tool dari Microsoft untuk Windows 10.
  • Ubah boot order di BIOS ke USB.
  • Pilih partisi sistem, format, lanjutkan instalasi.
  • Setel akun, zona waktu, privasi, aktifkan update.
Step-by-step
  1. Unduh Media Creation Tool (Windows 10) atau siapkan ISO Windows 7.
  2. Buat USB bootable (8 GB+) dan verifikasi.
  3. Masuk BIOS/UEFI, set boot order ke USB, simpan.
  4. Boot installer, pilih bahasa, lisensi, dan target disk.
  5. Partisi/format sesuai kebutuhan (GPT+UEFI disarankan).
  6. Tunggu instalasi dan reboot ke OOBE.
  7. Selesaikan OOBE: akun, jaringan, privasi.
  8. Instal driver: chipset, VGA, LAN/WLAN, audio.
  9. Jalankan Windows Update sampai tidak ada pending.
  10. Instal aplikasi dasar, buat restore point/backups.
Teori singkat
  • Skema partisi: MBR (legacy, max 2 TB & 4 partisi primer) vs GPT (modern, mendukung UEFI dan banyak partisi).
  • UEFI vs Legacy BIOS: UEFI mendukung Secure Boot dan boot lebih cepat; biasanya dipasangkan dengan GPT.
  • Driver adalah perangkat lunak yang memungkinkan OS berkomunikasi dengan hardware; gunakan driver resmi vendor.
  • Pembaruan sistem memperbaiki celah keamanan dan stabilitas; aktifkan Windows Update setelah instalasi.
  • Pemulihan: buat restore point sebelum instal driver besar; gunakan Device Manager dan Event Viewer untuk diagnosa.
Logo Windows 10, sumber di Commons
UEFI Boot Order
UEFI boot order © Paowee, CC BY-SA 4.0, sumber di Commons
Logo UEFI Forum, sumber di Commons
Video instalasi Windows
Penjelasan materi
  • Lisensi & aktivasi: Retail/OEM/Volume; simpan product key, manfaatkan akun Microsoft untuk digital license.
  • Best practice partisi: pisahkan sistem & data; aktifkan BitLocker bila perlu keamanan.
  • Sumber driver: vendor motherboard/GPU/Wi‑Fi; hindari driver tidak resmi.
  • Baseline aplikasi: Office alternatif, PDF reader, tools kompresi, antivirus, utilitas backup.
  • Backup & restore: File History, System Image; buat recovery drive USB.

IP Address & Subnetting

Contoh praktik
  • Rancang subnet dari 192.168.1.0/24 menjadi 4 subnet /26.
  • Hitung network, range host, dan broadcast tiap subnet.
  • Tetapkan gateway dan DNS, uji konektivitas.
Perhitungan ringkas
192.168.1.0/24 dibagi menjadi /26
Subnet 1: 192.168.1.0/26   host 62   broadcast 192.168.1.63
Subnet 2: 192.168.1.64/26  host 62   broadcast 192.168.1.127
Subnet 3: 192.168.1.128/26 host 62   broadcast 192.168.1.191
Subnet 4: 192.168.1.192/26 host 62   broadcast 192.168.1.255
Konfigurasi contoh
IP PC1: 192.168.1.10  Mask: 255.255.255.192  GW: 192.168.1.1  DNS: 8.8.8.8
IP PC2: 192.168.1.70  Mask: 255.255.255.192  GW: 192.168.1.65  DNS: 8.8.4.4
Step-by-step
  1. Tentukan kebutuhan host per subnet dan layanan (gateway/DNS).
  2. Pilih ruang alamat private (mis. 192.168.1.0/24).
  3. Desain subnet dengan CIDR/VLSM sesuai kebutuhan.
  4. Dokumentasikan network ID, mask, gateway tiap subnet.
  5. Tetapkan IP statik untuk perangkat penting, sisanya DHCP.
  6. Konfigurasi gateway default dan DNS pada klien.
  7. Uji konektivitas: ping, traceroute, nama domain via nslookup.
  8. Perbaiki jika gagal (cek ARP, routing, firewall).
  9. Simpan dokumentasi dan skema alamat untuk referensi.
Teori singkat
  • IPv4 berukuran 32‑bit; notasi CIDR menggunakan panjang prefix (mis. /24 berarti 255.255.255.0).
  • Jangkauan private: 10.0.0.0/8, 172.16.0.0/12, 192.168.0.0/16; digunakan bersama NAT untuk akses internet.
  • Jumlah host dalam subnet: 2^(32‑prefix) − 2 (mengurangi alamat network & broadcast).
  • DHCP mengotomatiskan pemberian IP, mask, gateway, DNS; statik memberi kontrol manual untuk perangkat penting.
  • ARP memetakan IP ke MAC di L2; DNS menerjemahkan nama ke IP (record A/AAAA) dengan TTL.
  • VLSM memungkinkan pembuatan subnet berukuran berbeda sesuai kebutuhan, mengurangi pemborosan alamat.
Contoh rumus:
Host per /26 = 2^(32-26) - 2 = 62
Mask /26 = 255.255.255.192
Penjelasan materi
  • Classless vs classful addressing: gunakan CIDR untuk efisiensi alokasi.
  • Gateway default adalah gerbang keluar subnet; pastikan tabel routing benar.
  • NAT dasar: source NAT/PAT untuk akses internet dari alamat private.
  • DNS records: A/AAAA, CNAME, MX, NS; pahami TTL & caching.
  • Tools: ipconfig/ifconfig, ping, tracert/traceroute, nslookup/dig untuk diagnostik.
Tabel CIDR IPv4 © Michel Bakni, CC BY-SA 4.0, sumber di Commons
Diagram subnet © Mancini, CC BY-SA, sumber di Commons
Video subnetting

Topologi Jaringan (Cisco Packet Tracer)

Contoh praktik
  • Bangun topologi star: 3 PC, 1 switch, 1 router.
  • Set IP tiap PC sesuai subnet, sambungkan ke switch.
  • Konfigurasi router antarsubnet dan uji ping antar PC.
Contoh konfigurasi router
enable
configure terminal
interface gigabitEthernet0/0
ip address 192.168.1.1 255.255.255.192
no shutdown
interface gigabitEthernet0/1
ip address 192.168.1.65 255.255.255.192
no shutdown
exit
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.1
Uji konektivitas
PC1 ping 192.168.1.70
PC2 traceroute 8.8.8.8
Step-by-step
  1. Buka Packet Tracer, buat proyek baru.
  2. Taruh perangkat: PC x3, 1 switch, 1 router.
  3. Lakukan pemasangan kabel sesuai port (Straight‑through ke switch).
  4. Set IP setiap PC sesuai subnet yang telah dirancang.
  5. Konfigurasi router antarsubnet, aktifkan antarmuka.
  6. Tambahkan route default/antar jaringan bila diperlukan.
  7. Uji ping antar PC, traceroute ke gateway/internet simulasi.
  8. Dokumentasikan topologi dan tabel alamat.
  9. Simpan proyek Packet Tracer.
Teori singkat
  • Model OSI: L2 (Switching, MAC, VLAN) dan L3 (Routing, IP) memisahkan domain broadcast dan mengarahkan paket.
  • VLAN (802.1Q) mempartisi jaringan L2; trunk membawa beberapa VLAN, access port satu VLAN.
  • STP mencegah loop L2 pada topologi redundan; pada L3, routing protokol (RIP/OSPF/EIGRP) memilih jalur.
  • Topologi Star paling umum untuk LAN modern; mesh memberi redundancy, ring/bus jarang dipakai secara fisik.
  • Packet Tracer mensimulasikan subset IOS; gunakan tabel routing dan ARP untuk mendiagnosa jalur paket.
Jenis kabel LAN & pemasangan RJ45
  • Jenis kabel: UTP (tanpa shield), STP/FTP/S‑FTP (dengan shield) untuk lingkungan berinterferensi.
  • Kategori: Cat5e (1 Gbps 100 m), Cat6 (10 Gbps ≤55 m), Cat6a (10 Gbps 100 m).
  • Standar terminasi: T568A vs T568B (urutan warna pasangan).
  • Straight‑through: kedua ujung pakai standar yang sama (umum T568B‑T568B) untuk perangkat beda tipe (PC↔Switch).
  • Cross‑over: satu ujung T568A, ujung lain T568B untuk perangkat sejenis (PC↔PC, Switch↔Switch). Banyak perangkat modern mendukung Auto‑MDI/MDIX.
Cara pemasangan (crimping) kabel RJ45
  1. Kupas selubung luar ±2–3 cm, luruskan delapan kawat berpasangan.
  2. Susun urutan warna sesuai standar T568A atau T568B.
  3. Potong rata ujung kawat, masukkan hingga mentok di plug RJ45 (cek urutan).
  4. Crimp dengan tang crimp, pastikan klip pengunci menekan jaket kabel.
  5. Uji dengan LAN tester (continuity & urutan), pasang boot pelindung bila perlu.
RJ45 (8P8C) plug & jack dengan terminasi T568B, sumber di Commons
Urutan kabel T568A (8P8C), sumber di Commons
Urutan kabel T568B (8P8C), sumber di Commons
Simbol router © Michel Bakni, CC BY-SA 4.0, sumber di Commons
Diagram mode IOS (router) © DaBler, Public Domain, Commons
Topologi jaringan (ilustrasi), sumber di Commons
Video Packet Tracer
Materi lanjutan yang bisa ditambahkan
  • VLAN & inter‑VLAN routing (SVI).
  • STP/RSTP & EtherChannel.
  • Static vs dynamic routing (RIP/OSPF/EIGRP).
  • NAT & PAT pada router edge.
  • DHCP server & relay (ip helper‑address).
  • ACL standard/extended untuk filter trafik.
  • Port‑security di switch access.
  • HSRP/VRRP untuk redundancy gateway.
  • Wireless dasar: SSID, keamanan, client association.
  • Automation sederhana (Packet Tracer + Python).

WLAN

Contoh praktik
  • Buat SSID aman, gunakan WPA2‑AES atau WPA3‑SAE.
  • Pilih kanal bebas interferensi, 2.4 GHz: 1/6/11, 5 GHz: DFS bila memungkinkan.
  • Aktifkan band steering dan batasan klien bila perlu.
Contoh parameter AP
SSID: Kampus-Bireun
Band: 2.4 GHz + 5 GHz
Security: WPA2-Personal, AES
Passphrase: Kb!r3un-2025
Channel: 6 (2.4 GHz), 44 (5 GHz)
Tx Power: Medium
Guest Network: Enabled, client isolation
Step-by-step
  1. Lakukan site survey ringan: cek RSSI/SNR dan interferensi.
  2. Tentukan SSID, band (2.4/5 GHz), dan kanal non‑overlap.
  3. Aktifkan keamanan WPA2‑AES atau WPA3‑SAE dengan passphrase kuat.
  4. Konfigurasi opsi guest dan isolasi klien bila perlu.
  5. Sesuaikan daya pancar dan band steering untuk distribusi klien.
  6. Hubungkan klien, uji throughput/ping dan stabilitas.
  7. Optimalkan posisi AP dan kanal berdasarkan hasil uji.
  8. Dokumentasikan SSID, password, kanal, dan kebijakan keamanan.
Teori singkat
  • 802.11b/g/n (2.4 GHz), 802.11ac (5 GHz), 802.11ax/Wi‑Fi 6 (2.4/5 GHz; Wi‑Fi 6E menambah 6 GHz).
  • Lebar kanal 20/40/80/160 MHz: makin lebar makin cepat, namun lebih sensitif interferensi.
  • MIMO/MU‑MIMO, OFDMA, beamforming meningkatkan efisiensi spektrum.
  • Keamanan: WPA2‑AES (PSK) umum; WPA3‑SAE lebih kuat; enterprise dengan 802.1X (EAP) + RADIUS.
  • Perencanaan kanal: 2.4 GHz gunakan 1/6/11; evaluasi SNR/RSSI dan hambatan fisik saat site survey.
Logo Wi‑Fi, sumber di Commons
Arsitektur jaringan 802.11, sumber di Commons
Video keamanan Wi‑Fi

Website Referensi

Siap Digunakan
Buka file ini langsung di browser dari folder proyek. Untuk mengubah atau menambah materi, edit bagian yang sesuai lalu refresh.

Contoh Soal & Jawaban

Perangkat & Rakit Komputer
  1. Fungsi PSU dalam sistem komputer?
    Jawaban
    Mengubah listrik AC menjadi DC stabil dan mendistribusikan daya ke komponen.
  2. Urutan pemasangan CPU, pasta termal, dan heatsink yang benar?
    Jawaban
    Pasang CPU → oles pasta termal tipis merata → pasang dan kencangkan heatsink/fan.
  3. Mengapa gelang ESD digunakan saat merakit?
    Jawaban
    Untuk mencegah muatan statis merusak komponen semikonduktor.
Instalasi Windows 7/10 & Aplikasi
  1. Kapan memilih GPT dibanding MBR?
    Jawaban
    Saat menggunakan UEFI, kapasitas disk >2 TB, dan butuh partisi lebih banyak.
  2. Driver wajib setelah instalasi Windows?
    Jawaban
    Chipset, GPU, LAN/WLAN, audio; lalu jalankan Windows Update.
  3. Tujuan Windows Update?
    Jawaban
    Memperbaiki celah keamanan, bug, dan meningkatkan stabilitas/performa.
IP Address & Subnetting
  1. Berapa host usable pada subnet /26?
    Jawaban
    62 host.
  2. Broadcast untuk 192.168.1.64/26?
    Jawaban
    192.168.1.127.
  3. Keuntungan VLSM?
    Jawaban
    Efisiensi alokasi alamat sesuai kebutuhan tiap jaringan.
Topologi & Packet Tracer
  1. Perbedaan topologi star dan mesh?
    Jawaban
    Star terpusat ke switch, mudah dikelola; mesh punya koneksi banyak untuk redundansi.
  2. Perbedaan port access dan trunk?
    Jawaban
    Access membawa satu VLAN; trunk membawa beberapa VLAN dengan tag 802.1Q.
  3. Makna perintah IOS enable dan configure terminal?
    Jawaban
    enable ke mode privileged; configure terminal ke mode konfigurasi global.
WLAN
  1. Kanal non‑overlap di 2.4 GHz?
    Jawaban
    1, 6, dan 11.
  2. Perbedaan WPA2 dan WPA3?
    Jawaban
    WPA3‑SAE lebih kuat terhadap serangan brute‑force dan meningkatkan keamanan handshake.
  3. Apa itu band steering?
    Jawaban
    Mengarahkan klien kompatibel ke 5 GHz untuk kinerja dan kapasitas lebih baik.

Quiz

1) Komponen yang mengubah AC ke DC?
2) GPT direkomendasikan untuk sistem dengan UEFI?
3) Host usable pada /26?
4) Broadcast 192.168.1.64/26?
5) Port trunk membawa?
6) Kanal non‑overlap 2.4 GHz?
7) Keamanan disarankan untuk SSID personal?
8) Perintah IOS untuk masuk mode konfigurasi?
9) DHCP memberikan?
10) Band steering bertujuan untuk?